News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Perjalanan Afni Z dari menulis Berita Hingga menulis Sejarah, Bermula Menjadi Jurnalis hingga menjadi Bupati Perempuan Pertama di Siak

Perjalanan Afni Z dari menulis Berita Hingga menulis Sejarah, Bermula Menjadi Jurnalis hingga menjadi Bupati Perempuan Pertama di Siak


Siak - Sangkakalapost.com

Siapa sangka, bocah cilik berparas imut dengan kehidupan keluarga yang sangat sederhana di tepian Sungai Jantan kini jadi pemimpin di kampungnya sendiri.
Dia adalah Afni, Anak Kampung Sini (Akamsi) sekaligus perempuan pertama yang terpilih menjadi Bupati Siak periode 2025-2030 dalam Pemilihan Kepala Daerah serentak 2024.
Afni lahir 28 Juni 1985 di Siak, Provinsi Riau, anak kedua dari lima bersaudara pasangan Zulkifli dan Erma. Sejak kecil Afni tinggal bersama keluarganya di tepi sungai di Kecamatan Siak di mana kehidupannya jauh dari kata mewah.
Perekonomian keluarganya kala itu cukup sulit dengan mengandalkan pekerjaan ayah yang serabutan dan ibunya hanya penjual lontong sayur di kantin SMA Negeri 1 Siak yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan sekolah itu.
Bahkan di rumahnya tak ada lampu penerangan saat itu, kehidupannya seperti anak kampung biasanya yang bersekolah dan bermain bersama teman-temannya.
Ia mengenyam pendidikan di bangku SD Negeri 2 Kampungdalam, Siak dari 1991-1997, melanjut pendidikan di Pondok Pesantren Darul Hikmah, Pekanbaru dari 1997-2000. Kemudian ia kembali ke tanah kelahirannya untuk bersekolah di SMA Negeri 1 Siak dari 2000-2003.
Afni sempat menjadi Ketua OSIS di sekolahnya itu, memang sejak usia muda ia sangat tertarik dengan dunia akademik. Lulus dari SMA ia masuk di Universitas Islam Malang (Unisma) pada 2007.


*Berkiprah Sebagai Jurnalis*
Selesai mengenyam pendidikan, ia kembali ke Riau. Keaktifannya dalam dunia akademisi, lingkungan dan gerakan sosial, Afni mencoba peruntungan menjadi wartawan profesional di Pekanbaru Pos. Sosoknya yang mudah akrab membuatnya banyak dikenal oleh para pejabat teras di Provinsi Riau. Dia juga digadang-gadang sebagai tempat diskusi Gubernur Riau, Rusli Zainal kala itu.
Prestasi cemerlangnya sebagai jurnalis membuahkan hasil, ia diangkat sebagai pemimpin redaksi termuda di jaringan bisnis media Jawa Pos Grup pada masanya dengan memimpin JPNN TV dan terakhir redaktur di Jawapos.com di Jakarta.
Beberapa jurnal ilmiahnya bahkan diterbitkan di tingkat internasional, menegaskan kompetensinya dalam jurnalistik. Latar belakang akademiknya menjadi salah satu faktor yang membuatnya dipercaya untuk menduduki posisi strategis dalam pemerintahan.


*Tenaga Ahli Menteri KLHK*
Kariernya di bidang jurnalistik membawanya bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya zaman Presiden Joko Widodo selama hampir 10 tahun.
Sebagai jurnalis yang condong memperhatikan masalah lingkungan di Indonesia, ia kemudian dipercaya Siti Nurbaya sebagai tenaga ahli monitoring dan evaluasi rehabilitasi hutan di Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan. Afni menjadi tenaga ahli termuda di lingkungan KLHK pada usia 30 tahun.
Afni total bekerja di luar ruangan dan sering berada di Riau untuk berkeliling mengunjungi, mendengar dan menyelesaikan persoalan rakyat di kampung halamannya. Ia turun langsung melakukan pendampingan dan menjembatani berbagai kepentingan masyarakat yang berkaitan dengan lingkup kerjanya di KLHK.


*Bergelar Doktor di Usia Muda*

Selesai mengenyam S2 di Universitas Riau tahun 2010, Afni merasa belum puas. Ketertarikannya dengan dunia akademisi membuatnya ingin menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkat kegigihannya itu ia berhasil menamatkan S3 di Universitas Pasundan 2020 dan bergelar doktor di usia belum genap 35 tahun.
Selain bekerja di pemerintahan, Afni juga mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu Administrasi Unilak, Riau, di mana ia aktif dalam penelitian dan pendampingan masyarakat, khususnya di bidang kehutanan dan mitigasi perubahan iklim.

*Karier Politik*
Pertemuannya dengan Menteri Siti Nurbaya menjadi titik awal dalam karier politiknya. Afni kemudian bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang menjadi partai Siti Nurbaya.
Bermodal relasinya dengan partai besutan Surya Paloh itu, ia memantapkan diri ikut kontestasi Pemilihan Legislatif di Provinsi Riau pada 2023 lalu, namun belum sempat bertarung, ia memilih mundur karena alasan tertentu.
Alih-alih menyerah, Afni justru kembali muncul ke permukaan sebagai bakal calon Bupati Siak dalam Pilkada serentak 2024 lalu. Ia memantapkan diri maju sebagai bupati karena murni dorongan hati untuk membantu masyarakat, khususnya perjuangan untuk menjaga lingkungan dan memberi kepastian atas hak lahan masyarakat.
Tokoh muda Siak itu kemudian mendaftar sebagai calon Bupati Siak berpasangan dengan Syamsurizal, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Siak dan anggota DPRD Siak tiga periode.
Perjalanan politik Afni tak mudah, sebelumnya ia sempat bingung untuk maju Pilkada karena tak ada partai yang ingin meminangnya dengan menganggap Afni pendatang baru dan belum punya pengalaman di kancah perpolitikan di Siak.
Namun dengan niat tulus dan meyakinkan, Afni mencoba bernegosiasi dengan banyak partai. Alhasil, berkat keuletan dan niat baiknya itu, ia diusung oleh partai besar di Siak yakni Golkar, Demokrat, dan Nasdem.

*Kilas Balik Perjalanan Afni jadi Bupati Terpilih*
Afni berpasangan dengan Syamsurizal menjadi pasangan terakhir yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Siak. Ia dan wakilnya mendapat nomor urut 02, diusung oleh Koalisi Berazam berjargon GAS (Gerakan Afni Syamsurizal).
Pada Pilkada Siak, KPU menetapkan tiga pasang calon yang bertarung yakni Paslon 01 Irving-Sugianto, Paslon 02 Afni-Syamsurizal dan Paslon 03 Alfedri-Husni yang merupakan calon petahana.
Sebagai penantang, Afni tak berkecil hati meski ia adalah calon bupati yang berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) paling sedikit, hanya senilai kurang lebih Rp900 juta.
Namun, berkat niat tulusnya membangun kampung halaman, Afni terus bergerak untuk kemenangannya di Pilkada, walaupun banyak halang rintangan karena melawan Paslon incumbent.
Alhasil, tahapan kampanye usai, KPU Siak menetapkan Paslon 02, Afni-Syamsurizal unggul di Pilkada Siak berdasarkan hasil rekapitulasi pada 27 November 2024. Dengan rincian perolehan suara Paslon 01 Irving-Sugianto sebanyak 37.877 suara (18,8%), Paslon 02 Afni-Syamsurizal sebanyak 82.427 suara (40,8%) dan Paslon 03 Alfedri-Husni sebanyak 81.546 suara (40,4%).
Sontak membuat pasangan petahana tak menyangka bisa kalah tipis dengan selisih 224 suara dengan Afni, apalagi notabene petahana adalah calon paling diuntungkan dan memiliki segala instrumen politik serta masih menjabat sebagai Bupati Siak.
Dengan perolehan itu, petahana menggugat KPU Siak dengan dalil ada kecurangan dan intrik politik yang Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM) bersama Paslon 02 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Kemudian, MK mengabulkan permohonan Alfedri-Husni dan memerintahkan KPU Siak untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di tiga TPS yakni TPS 3 Kampung Jayapura Kecamatan Bungaraya, TPS 3 Kampung Buantan Besar Kecamatan Siak dan TPS 902 Lokasi Khusus (Loksus) di RSUD Tengku Rafian Kecamatan Siak. PSU dilaksanakan pada 25 Maret 2025.
Hasil PSU dimenangkan kembali oleh pasangan Afni-Syamsurizal dengan telak mengalahkan petahana. KPU Siak menetapkan perolehan suara keseluruhan untuk Paslon 01 memperoleh 37.854 suara, Paslon 02 sebanyak 82.586 suara, dan Paslon 03 sebanyak 82.292 suara.
Namun, lagi-lagi hasil itu digugat. Kali ini digugat oleh calon wakil bupati Siak nomor urut 01, Sugianto, tanpa melibatkan calon bupatinya, Irving Kahar Arifin. Sugianto menggugat KPU Siak dengan dalil kesalahan administrasi terkait pencalonan Alfedri yang dinilai sudah melebihi dua periode.
Akan tetapi, MK menolak hasil gugatan tersebut karena pemohon bukan satu kesatuan dengan pasangan calon bupatinya. Dengan keputusan MK yang menganulir gugatan tersebut, maka KPU menetapkan pasangan Afni-Syamsurizal pemenang Pilkada Siak 2024.

*Pemimpin Perempuan Pertama di Siak*
Sebagai pemimpin perempuan pertama di Kabupaten Siak, Afni menyadari harapan masyarakat sangat besar. Namun ia memilih melangkah pelan, dengan komitmen yang ia sebut sebagai kerja diam-diam tapi tuntas. Ia lebih senang turun langsung ke lapangan daripada duduk di balik meja.
Keluarga menjadi sumber kekuatan utama baginya. Dalam banyak kesempatan, Afni menyebut kedua orang tua, suami, dan anak-anaknya adalah tiang semangat yang menopangnya.
"Mereka tidak pernah menuntut apa-apa. Karena itu, saya merasa wajib menjaga mereka, agar tidak ikut terbebani oleh jabatan saya," katanya.
Afni juga percaya, setiap jabatan memiliki batas. Yang abadi hanyalah integritas dan kebaikan yang ditanamkan selama menjabat.
"Hidup ini singkat. Setinggi apa pun jabatan kita, kita semua adalah calon jenazah. Maka yang terpenting adalah menjaga niat baik dan terus berbuat baik," katanya.
Kini, di bawah kepemimpinannya, Afni ingin membangun Siak sebagai daerah yang inklusif, maju secara ekonomi, namun tetap kuat menjaga nilai-nilai budaya, kearifan lokal dan kebersamaan. Ia tidak ingin meninggalkan warisan dalam bentuk monumen atau proyek mercusuar. Baginya, warisan terbaik adalah pemerintahan yang bersih dan kepercayaan rakyat yang terjaga.
"Saya hanya ingin menjadi pemimpin yang bisa dipercaya. Tidak harus hebat, tapi bisa diandalkan," katanya.

(Rls/Abdul.W) 
Penulis: wahyu

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.